Wednesday 11 March 2015

SISTEM DAN ISI PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

A.  Sistem pendidikan islam di indonesia
1.    Sistem pendidikan non formal
Agama islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang muslim. Mereka menyebarkan agama islam melalui perdagangan. Pendidikan dan penyebaran ajaran agama islam dengan melalui perbuatan serta suri tauladan yang baik. Mereka menunjukkan perilaku yang sopan santun ramah tamah jujur adil dan menghormati adat istiadat ditempat tersebut. Sehingga orang-orang tertarik dan kemudian memeluk islam.
Para pendakwah mensyiarkan agama islam kapan saja dan dimana saja serta kepada siapapun yang ditemuinya. Sehingga lambat laun islam mulai tersebar di Indonesia. Tempat-tempat pendididkan dilakukan di surau, masjid, langgar, serambi rumah guru atau Kyai, dengan cara berkumpul nya para murid baik yang besar maupun kecil duduk dilantai dan menghadap guru untuk belajar mengaji.
Dari sanalah, pondok pesantren mulai didirikan untuk mengintensifkan pendidikan agama pondok pesantren tumbuh sebagai strategi umat islam dalam mempertahankan eksistensinya terhadap pengaruh penjajahan barat. Lembaga ini murid  atau santri belajar hidup sendiri, mandiri, serta menyelesaikan masalahnya sendiri. Sistem pendidikan di pesantren masih sama dengan sistem pendidikan di surau langgar dan masjid. Hanya saja intensitas belajar santri lebih banyak dan lebih lama. Di pondok pesantren kurikulum pendidikan tidak didasarkan pada umur, lama belajar atau tingkat pengetahuan. Murid diberi kebebasan dalam memilih bidang pengetahuan yang ingin dipelajari  dan pada tingkatan keberapa  mereka akan memulai.
      System pendidikan dan pengajaran dipesantren
Pondok psantren memiliki model-model pengajaran yang bersifat nonklasikal, yaitu model system pendidikan dengan menggunakan metode pengajaran sorogan dan wetonan atau bendungan(menurut istilah dari jawa barat).
Sorogan disebut juga sebagai cara mengajar per kepala yaitu setiap santri mendapat kesempatan tersendiriuntuk memperoleh pelajaran secara langsung dari kiaidengan cara sorogan ini,pelajaran diberikan oleh pembantu kiai yag disebut “badal”.
Dengan metode bandungan atau halaqoh dan sering juga disebut wetonan para santri dudukdisekitar kiaidengan membentuk lingkaran.kiai maupun santri dalam halaqah tersebutmemegang kitabnya amsing-masing. Kiai membacakan teks kitab, kemudian menterjemahkannya kata demikata,dan menerangkan maksudnya. Santri menyimak masing-masing dan mendengarkan dengan seksama terjemahan dan penjelasan-penjelasan kiai.kemudian santri mengulang dan mempelajari kembali secara sendiri-sendiri.
Meskipun pesantren tidak mengenal evaluasi secara formal,dengan pengajaran secara halaqah ini, kemampuan parasantri dapat diketahui.
      Secara garis besar, pesantren sekarang ini dibedakan atas dua macam, yaitu:
a.    Pesantren tradisional; pesantren yang masih tetap mempertahankansistem pengajaran tradisonal dengan materi pengajaran kiab-kitab klasik yang sering disebut kitab kuning.
b.    Pesantren modern; pesantren yang berusaha mengintegrasikan secara penuh system klasikal dan sekolah kedalam pondok pesantren. Semua santri yang masuk pondok terbagi dalam tingkatan kelas. Penagjian kitab-kitab klasik tidak lagi menonjol, bahkan ada yang cuma sekedar pelengkap, dan berubah menjadi mata pelajaran atau bidang studi. Begitu juga dengan system yang diterapkan seperti cara sorogan danbendungan mulai berubah memnjadi individual dalam hal belajar dan kuliah secara umum, atau stadium general.
2.    System Pendidikan Formal Di Indonesia
Sistem pendidikan islam mulai mengalami perubahan sejalan dengan perubahan zaman dan pergeseran kekuasaaan di Indonesia. Kejayaan islam yang mengalami kemunduran sejak jatuhnya Andalusia kini mulai bangkit dengan gerakan pembaharuan islam, disamping itu pemerintahan belanda mulai mengenalkan system pendidikan formal yang lebih sistematis dan teratur untuk menarik kaum muslimin masuk pada pendidikan formal. Hal ini karena sistem pendidikan islam di masjid surau atau langgar sudah dipandang tidak memadai lagi dan perlu adanya pembaharuan dan disempurnakan.
Selain itu, keinginan untuk membenahi, memperbaharui dan menyempurnakan sistem pendidikan islam disebabkan oleh dua hal yaitu,
Semakin banyaknya kaum muslimin yang bisa menunaikan ibadah haji ke makkah dan belajar disana, maka setelah pulang kembali ke tanah air indonesia timbullah keinginan untuk mempraktekkan cara-cara pnyelenggaraan pendidikan pengajaran islam seperti di Makkah , yang pada saat itu islam mulai bangkit kembali dipelopori oleh Syekh Moh.Abdul, Syekh Moh Rasyid Rida, dan lain-lain.
Pengaruh sistem pendidikan barat mempunyai pogram yang lebih terkoordinir dan sistematis ternyata telah berhasil mencetak manusia terampil dan terdidik yang semakin jauh dari ajaran islam.
Dengan adanya pikiran-pikiran baru di indonesia dan  keinginan untuk mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan dan pengajaran, orientasi pendidikan dan pengajaran  pendidikan islam mulai mengalami perubahan. Tujuan pendidikkan islam  mulai berkembang pada upaya pemahaman ilmu alat disamping ilmu agama. Sejak saat itulah, sistem pendidikan klasikal mulai diterapkan. Pelaksanaan pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan bangku, meja, dan papan tulis.
Dalam perkembangannya, system madrasah ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu madrasah yang khusus memberi pendidikan  dan pengajaran agama yang dikenal dengan madrasah diniyah. Dan madrasah yang memberikan pendidikan dan pengjaran agama juga memberi pelajaran umum. Untuk tingkat dasar disebut  madrasah ibtidaiyah, untuk tingkat menengah pertama disebut madarasah tsanawiyah. Dan untuk tingkat menengah atas disebut madrasah aliyah.

B.  Isi Pendidikan Islam Di Indonesia
1.    Isi pendidikan non formal di Indonesia
Berbicara mengenai isi pendidikan islam di indonesia tidak dapat dilepaskan dari kajian tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh pendidikan itu sendiri. Tujuan yang hendak dicapai, ada yang bersifat tujuan akhir, yaitu menjadikan muslim yang paripurna, ada juga tujuan penting jangka pendek yang sangat mendesak untuk segera tercapai sesuai dengan situasi dan kondisi.
Di awal penyebaran islam di Indonesia, para pendakwah islam ingin masyarakat memeluk agama islam yang pada saat itu masyarakat mayoritas memeluk agama hindu dan budha. Isi pendidikan islam yang diajarkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pokok-pokok aqidah islam dan ajaran islam yang mudah dipahami dan dilaksanakan.
Dengan penyebaran islam yang begitu pesat, maka para orang tua merasa perlu dengan adanya pendidikan agama islam untuk anak-anaknya. Isi pendidikan dan pengajaran islam pada tingkat pemula meliputi: Belajar membaca al-qur’an, Pelajaran dan praktek sholat, Pelajaran Ketuhanan.
Pada tingkat pemula mempelajari al-qur’an agar anak-anak dapat membaca alqur’an dan mengulangnya hingga dapat memahaminya. Pada tingkat yang lebih tinggi diajarkan bahasa arab ushul fiqh, fiqih.
Apabila digeneralisasikan antara isi pendidikan islam hingga munculnya system madrasah baik itu diajarkan di surau masjid langgar atau madrsah adalah sebagai berikut:
Pengajian al-qur’anyang meliputi: Huruf hijaiyah dan membaca al-qur’an, Ibadah praktek dan perukunan, Keimanan dan akhlaq,
Pada tingkaktan yang lebih atas akan membahas mengenai ilmu tajwid lagu qasidah dan sebagainya
Pengajian kitab, yang pelajarannya meliputi: Ilmu sharaf, Ilmu nahwu, Ilmu fiqih, Ilmu tafsir.

2.    Isi pendidikan islam formal di Indonesia
Dengan munculnya sistem madrasah maka, pendidikan islam dapat diselenggarakan secara formal sehingga lebih teratur dan tersystem. Materi pendidikan islam  mencapai 12 macam ilmu, yaitu: Ilmu nahwu, Ilmu sharaf, Ilmu fiqih, Ilmu tafsir, Ilmu tauhid,Ilmu hadits, Ilmu musthalah hadits, Ilmu mantiq, Ilmu ma’ani, Ilmu bayan, Ilmu badi’ ,Ilmu ushul fiqh.
Alasan yang mendasari untuk menyempurkan materi pelajaran pendidikan agama islam ini antara lain:
a.    Banyaknya ulama-ulama yang telah berhasil menyadap pikiran-pikiran baru tentang islam dari makkah dan mesir yang dipandang cocok dan baik untuk diterapkan di indonesia.
b.    Pendidikan islam yang selama ini telah dilakukan secara tradisional sebagai realisasi dari politik isolasi umat islam terhadap pengaruh penjajah barat tidak mampu menghasilkan manusia-manusia yang cakap memegang pimpinan suatu bangsa dalam berbagai bidang aktivitas kehidupan, karena pendidikan tradisional umumnya terbatas pada pendidikan keagamaan, tanpa mengajarkan segi-segi kehidupan moderen. Pendidikan islam hanya dapat melayani saasaran yang sangat terbatas.
c.    Makin banyaknya putra-putri muslim yang tertarik untuk memasuki sekolah umum yang diselenggarakan oleh pemerintah penjajah belanda yang secara politis dikatakan netral dari agama, namun hasilnya sangat merugikan umat islam.
Kurikulum madrasah dan sekolah-sekolah agama masih mempertahankan agama sebagai mata pelajaran pokok, walaupun dengan presentasi yang berbeda.pada waktu pemerintahan Repulik Indonesia, kementrian Agama yang mengadakan pembinaan dan pengembangan terhadap system pendidikan madrasah melalui kementrian agama, merasa perlu menentukan criteria madrasah. Krteria yang ditetapkan oleh kementrian agamauntuk madrasah-madrasahyang berada dalam wewenangny adalah harus memberikanpelajaran agama sebagai mata pelajaran pokok, paling sedikit 6 jam seminggu.
Pengetahuan umum yang diajarkan di madrasah antara lain: membaca dan menulis (huruf latin) bahasa Indonesia, berhitung,Ilmu bumi, sejarah Indonesia dan dunia, oleh raga dan kesehatan.

No comments:
Write komentar