Tuesday 17 March 2015

AGAMA DAN KETAHIDAN ISLAM


1.      Pengertian Agama
Agama merupukan wujud ketundukan dan kepatuhan selanjutnya menjadi kebiasaan kemudian kebiasaan itu dapat menguasai kehidupan sehari-hari dengan kepercayaan bahwa segala kepatuhan itu nantinya kana mendapatkan balasan. Keimanan kepada allah dalam akidah seorang muslim menepati pisisi yang sangat sentral. Keesaan allahmerupakan aspek yang sangat penting dari keimanan kepada allah. Persaksian dalam 2 kalimat sahadat merupakan pintu gerbang memasuki kehidupan baru bagi setiap manusia. Syahadat inilah yang menegasikan antara manusia dengan tuhannya terjalain sebuah ikatan yang tidak bisa terpisahkan. Ketika janji sudah terucap, maka wajib kita untuk memenuhi segala kewajiban kita sebagai umat muslim. Kehadiran agama islam yang  dibawa nabi muhammad saw dijamin membuat kehidupan manusia yang sehat lahir dan batin. Di dalamnya terdapat petunjuk bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya (nata,2000:1. Dalam ghofir,2013:2).
Agama sebagaiman di defenisikan Roland Robertson dalam bukuAgama Dan Analisis Sosiologis , adalah benteng moralitas bagi umat . lewat agama diatur bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia ,dan antara umat manusian dengan tuhanya( daulay,2002:58-59)
Agama sebagaimana yang di uarikan harun nasution terdiri dari dua kata yaitu A memiliki makna tidak dan GAM memiliki arti pergi . jadi agama artinya tidak pergi, berada tetap ditempat,dan diwarisi turun temurun. Agama juga bisa bermakna tuntunan  hal ini menggambarkan bahwasanya agama memiliki fungsi sebagai tuntutan bagi kehidupan manusia.
2.      Pondasi dalam agama
Ada asuumsi yang hidup dikalangan umat isalam bahwa nabi muhammad memulai dakwahnya di mekkah dengan menanamkan akidah , khususnya keyakinan mengenai ke esaan allah. Sebagaimana prof. M . quraish shihab menjelskan bahwa “ akidah yang diajarkan nabi jelas,tegas, tanpa tahapan ..” setiap bertambahnya ilmu seseorang menyangkut alam semesta, maka bertambahan pula pemahaamnaya terhadap pencipta (al qhalik). Serta tanda-tanda yang menunjukan kewujudannya. Sementara semakin sedikit makrifat seseorang mengenai alam semesta, maka semakin jauh dia dari penciptanya akibat kenisbianya itu.  Pemikiran al qasimi ini menunjukan adanya tahapan-tahapan yang dipoerlukan bagi keteguhan akidah,selain didukung oleh tidak sedikitnya ayat-ayat alk quran(mathar,2003.xiv)
3.      Aqidah
Aqidah islam bisa dijelaskan sebagai keyakinan atau kepercayaan pokok dan dasar ajaran isalam . ilmu-ilmu yang membahasnya, selain disebut ilmu akidah , bisa disebut juga ilmu tauhid,kalam,atau teologi isalam.dan apapun nama yang diberikanya , ternyata pembahasanya semuanya meliputi pokok-pokok rukun iman.
Jamak dari akidah yaitu aqai’id, yaitu keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang dan menjadi landasan segala bentuk aktifitas, sikap, pandangan, dan pegangan hidup,. Kata akidah berasal dari ‘qada yna gberarti mengikat, menyimpulkan mengokohkan , menjajikan. Dalam Al Quran menyebut kedua kata tersebut secara berangkai , sehingga antara satu sama lainya tida bisa dipisahkan. Hal ini sesui dengan Al Quran surat Al Kahfi : 107-108.
Kalangan ahlusunnah wal jamaah berpendapat bahwa kandungan kaidah terdiri atas enam pokok keyakinan yaitu :
1.      Keyakinan terhadap Allah
2.      Keyakinan terhadap Malaikat
3.      Keyakinan terhadap Kitab Allah
4.      Keyakinan terhadap Rasul
5.      Keyakinan terhadap Hari akhir
6.      Keyakinan terhadap Qada dan Qadar
Pandangan tersebut didasarkakn pada Al quran surat Al Baqarah : 285.
Jadi akidah isalam tidak hanya keyakinan dalam hati, namun pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam kehidupan sehari-hari, baik tingkah laku yang pada akhirnya akan menjadi amal yang shaleh.
4.      Syariat
Syariat merupakan suatu aturan berupa sistem hukumyang mengatur kehidupan manusia. Barik tersurat dalam kitab suci bagi agama yang memeiliki kitab  maupun hanya dipraktekan di tengah-tengah masyarakat bagi agama yang tidak memiliki kitab suci(ensiklopedi hukum islam, 2001 : 34). Dan sebagaiman sudah dijelaskan dalam Al Quran Al maidah : 48.
Keberadaan syariat tidaklah bermaksud membebani umta manusia. Akan tetapi memiliki tujuan yang sangat mulia dalam pemelihara kehidupan yaitu:
1.      Keberlangsungan Agama
2.      Keberlangsungan jiwa  manusia
3.      Memelihara hata benda
4.      Memelihara keturunan umat manusia
5.      Memelihara akal dan kehormatan manusia
Sedangkan prinsip syariat tidaklah jugamembebani umat manusia. Adapaun prinsip tersebut adalah:
1.      Mempekecil beban
2.      Menghilangkan kesulitan
3.      Secara berangsur-angsur
4.      Mudah dan ringan

5.    Ke Esaan Tuhan

Kemianan kepada Allah dalam akidah seorang muslim menempati posisi sentral . keesaan Allah merupakan aspek yang terpinting dari keimanan seseorang kepada Allah. Kaum syariat memahami tauhid “ tidak ada yang disembah  dan dipuja kecuali Allah,tiada tempat meminta ampun,memohon rezeki,dan sebaigainya kecuali kepada Allah. Dalam memuja Allah secara langsung tannpa perantara.
Dalam bukunya Mbah Hasyim Asy’ari yang berjudul Ar Risalah At Tauhid menyebutkan ada tiga tingkatan tentang mengartikan keesaan tuhan yaitu : pujian terhadap tuhan, pengertian dan pengetahuan mengenai keesaan tuhan,dan tumbuh perasaan dari yang terdalam hati mengenai hakim agung(khuluq,2000 : 56). Tingkatan pertama dimiliki rang awam, kedua ulama-ulama biasa, dan ketiga para sufi yang telah mengetahui esensi dari Tuhan.
Ketauhidan juga dipaparkan dalam pewayangan lakon bima dalam konteks hakika memberikan ajaran mengenai ketauhidan dan hakikat tuhan. Dalam ontologi mengajarkan bahwa yang sungguh-sungguh nyata atau hakikat realitas itu berada dalam kesatuanya dengan yang mutlak. Ajaran tersebut tersirat dalam serat dewa ruci pupuh dandang gula bait 19 yang artinya “yang menguasai segalanya tidak dapat engkau lihat, tidak berwujud,tidak berwarna, tidak berbentuk tidak kasar mata dan j uga tidak bertempat hanya yang awa saja yang tahu tempatnya. Pertanda bahwa ia ada di dunia penuh ,teteapi dipegang tidak dapat”.
Islam sangat mengajarkan banyak hal tetntang kehidupan tentang pencipta alam semesta ini dengan adanya ilmu,kebesaran yang nyata tampak dihadapan manusia. Dalam memahami taihid dengan menmahami  rahasia alam semesta, maka manusia akan semakin menyadari kebesearan,keluasan ilmu,dan kekuasaan Allah . semakin manusia berkembang maka ilmu-ilmu baru akan di dapatkan. Hal ini juga dijelaskan dalam Al Quran Al Zhariat : 20-21 dan Ali Imron : 190-191.

6.        Korelasi Sahadat Dengan Iman Kepada Allah Swt Da Rasulnya

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwasanya ketauhidan yang dibangun memeliki makna yang dalam pada diri manusia. Keyakinan terhadap Allah SWT dan Rasulnyamerupakan langkah awal dalam mendalami ajaran-ajaran islamsebagaiman pegangan dalam menjalani kehidupan. Keimanan yang kukuh akan membentuk kepribadian yang kuat,sedangkan keinmanan yang rapuh akan mudah tergerus dan terombang-ambing oleh bisikan zaman.
Persaksian dalam dua kalimat sahadat merupakan pintu gerbang memasuki kehidupan baru bagi setiap umat islam. Syahadat inilah yangmenegasikan antara manusia dengan tuhanya terjalin sebuah ikatan yang tidak bisa terpisahkan. Ketika janji sudah terucapmaka wajib untuk kita memenuhi tanggung jawab sebagai umat muslim.
Setalah melafadkan kesaksian dan keyakinan bahwasnya tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad rasulullah adalah utusan Allah. Maka ritualital yangharus dipenuhi selanjutnya adalah menjalankan setiap ajaran keisalaman yang telah diajarkan oleh rasulullah. Sebagaiman dalam rukun islam yaitu setelah syahadat harus menjalankan sholat, puasa romadhon, mengeluarkan zakat,dan menunaikan ibadah haji.
Oleh karena itu , korelasi antara sahadat dan keyakinan terhadap Allah dan Rasulnya tidaklah bisa ditinggalkan. Halk tersebut sudah menjadi ikatan yang tidak terputus. Bahkan antara syahadat dan persaksian tersebut palang pintu memasuki babak baru kehidupan manusia.

7.      Kesimpulan

Seseorang dalam menempuh jalan yang tunggal memiliki jalannya sendiri-sendiri. Sebagaimana pengalaman spiritual yang dialami seorang hamba dalam mendekatkan diri dengan tuhanya. Fenomena kegersangan spiritual dewasa ini, dihadapkan lagi dengan arus glibalisasi. Menjadikan manusia lebih jauh bahkan menjauh dari tuhanya. Inilah yang menjadikan kemrosotan pada hakikat penciptaan manusia sebagai khalifah di bumi. Dengan tetep berpegang teguh dalam ajaran islam dan mengimplementasikan setiap ajaran dalam kehidupoan sehari-hari,akan menjadikan manusia lebih mendekatkan diri pada Allah SWT dan tidak akan mengalami kegersangan spiritual dalam kehiduupanya. Wallahu’alam.


No comments:
Write komentar